Rabu, 05 Maret 2008

Ulang Tahunku Yang Pertama

Kemarin, tepat tanggal 4 Maret 2008, adalah hari ulang tahunku yang pertama. Alhamdulillah. Tuhan sudah memberiku umur panjang.

Apa hadiah istimewaku? Mungkin yang paling indah adalah kehadiran kakek, nenek, Opa dan Oma. Kata Pua', kehadiran mereka adalah hadiah terbesarku di ulang tahun pertama ini. Pua' sengaja mendatangkan mereka berempat untuk mendoakanku hari itu.

Pada tanggal 4 malam, kami berkumpul di ruang tamu. Bunda ternyata sudah memesan kue ulang tahun yang indah, dan juga pasti enak. Lima buah balon juga sudah disiapkan dan digantung di cermin yang terpasang di ruang tamu. Sepulang dari mesjid untuk shalat maghrib, Pua' kelihatan sibuk memasang handycam, agar semua momen di ruang tamu malam itu bisa diabadikan. Juga ada kamera. Dan saat itu Om Dewan yang bertugas jadi tukang foto.

Jam 7 lewat, semua berkumpul di ruang tamu. Oma, Opa, Nenek dan Kakek duduk di kursi panjang. Kakak T2 (Tina dan Tati), Hajrah, dan Sari berdiri di sekeliling meja, memutari kue yang siap dipotong. Aku digendong oleh Oma dan Kakak Jilwah digendong sama Bunda. Lalu Pua' mengajak semua orang berdo'a, khusus buat aku yang ulang tahun hari itu. Setelah itu, Pua' menggendong Kakak Jilwah dan Bunda mengambil aku dari gendongan Oma. Lalu kami berempat meniup lilin yang dari tadi sudah dinyalakan di tengah kue ultah itu. Huupp!

Alhamdulillah, upacara sudah selesai. Semua orang mencium pipiku, kanan dan kiri. Senang sekali rasanya malam itu. Selamat Ulang Tahun Naya.....

Hari ini, saya ulang tahun yang pertama. Tapi, gigi saya masih dua, itu yang di bawah yang sudah tumbuh beberapa bulan yang lalu. Temannya belum tumbuh-tumbuh juga hehe. Makanya, kata Bunda, "Selamat Ulang tahun Naya, semoga bertambah gigi dan landanya" hehe. Hidungku memang agak istimewa, mancungnya ke dalam. Makanya Bunda mendoakan agar landaku (batang hidung dalam bahasa Mandar), bisa tumbuh sedikit hehehe. Bunda... Bunda... Dan di ulang tahun pertamaku ini, aku belum juga berani berjalan sendiri. Ah, sudahlah... Nanti juga aku bisa jalan sendiri kan....
Ini beberapa fotoku waktu perayaan ulang tahun pertamaku hehehe...


(Kakak Jilwah, lebih semangat mau ulang tahun hehe)

(Bunda, Nenek, Oma, Opa, Kakek, dan Pua yang memimpin do'a buat Naya)

(Berempat)

Senin, 04 Februari 2008

11 Bulan

Hari ini, aku genap 11 bulan. Tidak ada catatan istimewa yang bisa kuceritakan, tetapi banyak yang harus disyukuri di hari ini.

1. Dulu, aku selalu nangis kalau dinaikin ke kereta baby walker (hihi, hanya warisan Kakak Jilwah, kacian deh gue). Tetapi sekarang, aku sudah terbiasa. Aku sudah bisa mutar kesana kemari sampai-sampai Pua sering teriak, "awas tuh Naya, jangan sampai memecahkan kaca lemari buku.."

2. Sekarang, aku semakin lincah berdiri. Tiga malam lalu, pukul 3 subuh, saking lincahnya, aku terjengkang ke belakang. Aku jatuh dan kepalaku bagian belakang membentur lantai. Tentu saja aku menangis. Bunda dan Pua' akhirnya bangun karena kaget. Salahku sih, aku bangun sendiri nggak bilang-bilang hehe.... Terus semalam, aku main sama Kakak Jilwah di depan meja riasnya Bunda. Karena Kakak Jilwah menarik pintu drawer-nya, aku yang lagi megang gagangnya jadi hilang keseimbangan. Aku jatuh deh jadinya. Kepalaku terbentur ke meja rias, dan hasilnya seperti sudah bisa diduga: jidatku benjol. Bunda cepat-cepat mengolesi jidatku dengan salep anti bengkak.

3. Aku sudah bisa tepuk tangan sekarang, sudah bisa bunyi lagi. Setiap Kakak Jilwah, atau siapa saja, menyanyi Tepuk-Tepuk Tangan, aku sudah bisa mengikuti dan ketika sampai di syair "tangan di kepala", saya juga sudah bisa mengikuti dengan cepat-cepat memegang kepala, malah lebih dulu hihi....

4. Yang tidak kalah penting, aku sudah punya gigi walaupun baru 2 biji, di rahang bawah. Sebenarnya sih sudah tumbuh dua bulan lalu, tetapi sekarang sudah semakin jelas. Hanya, kadang-kadang Bunda bilang, kok gigiku yang lain ndak muncul-muncul? Pengennya aku jawab, ya belum waktunyalah....hihi...

Nah, mau lihat wajahku di 11 bulan-ku? Ini dia di bawah, diambil dua hari lalu tapi....


(Nih, aku sudah bisa lepas tangan, tidak megang stir hehe...)



(Horeeee.................. )

Selasa, 22 Januari 2008

Cemburu?

Akhir-akhir ini, ada yang tidak aku mengerti sama Kakak Jilwah.

Kakak Jilwah sekarang, mungkin sejak dua bulan lalu, paling sering ngomong "sombong" kepada siapa saja yang lagi tidak disukainya. Jika lagi tidak enak perasaan, sama Pua, sama Bunda, sama siapa saja, pasti akan dibilangi, "Pua sombong," atau "Bunda sombong". Dan yang paling mengecewakan, ada dua orang yang Kakak Jilwah paling tidak suka di rumah: aku dan Kakak Hajra.

Kakak Hajra adalah keluarga jauh yang datang ke rumah sama Tante Cia tanggal 2 Desember 2007 yang lalu. Aku dengar dulu, Pua dan Bunda mencari penggantinya Kakak Timah yang harus pulang karena menikah. Dulu kan Kakak Timah ngurus Kakak Jilwah, tetapi karena Kakak Jilwah bawaannya begitu, sekarang Kakak Hajra yang menemani aku. Kasihan juga Kakak Hajra-nya. Sudah banyak kali dia bermanis-manis sama Kakak Jilwah, pasti untuk cari muka (hihi...), tapi Kakak Jilwah masih belum berubah.
Yang paling parah adalah, kadang Kakak Jilwah memukul aku. Sudah dua kali Kakak Jilwah mendorongku sehingga jatuh. Saya menangis karena sakit tentunya. Selain itu, kadang, jika lagi suntuk, kakak Jilwah menendang. Dan jika itu terjadi, saya dengar Pua dan Bunda akan memarahi.
"Kakak Jilwah mau dipukul?"
"Nggak!"
"Lalu kenapa pukul Ade' Naya?"
(Diam)
"Lain kali jangan pukul Ade' lagi ya"
"Iya"
"Ayo, minta maaf sama Ade' Naya.."
Setelah itu, biasanya Kakak Jilwah akan minta maaf sama aku. Tapi setelah itu, seperti biasa, Kakak kambuh lagi.

Aku pernah dengar Pua mengeluhkan ini sama Kakek dan Nenek di telepon. Nenek cuman bilang, begitulah perkembangan anak-anak. Mungkin Kakak Jilwah cemburu, atau perhatian ke dia dianggap kurang. Padahal, aku lebih banyak sama kakak-kakak di rumah loh, Kakak Jilwah yang mendominasi Bunda sama Pua'. Tapi mungkin, Kakak Jilwah memang butuh perhatian. Mudah-mudahan saja Kakak Jilwah tidak lama lagi bisa berubah. Bagaimanapun, aku tetap sayang kakakku....
Tapi, kami tetap sering main sama-sama. Terakhir, kami main beginian. Asyik kan? Hihihi...

(Naik kereta api. Foto oleh Pua')